Selasa, 15 Desember 2015

TEORI PIAGET MENGENAI PERKEMBANGAN BAYI



       A.    TEORI PIAGET MENGENAI PERKEMBANGAN BAYI
1.      PROSES-PROSES KOGNITIF
            Piaget mengemukakan beberapa proses yang dilalui anak ketika mereka membangun pengetahuannya mengenai dunia, yaitu :
1.      Skema
            Bahwa pada saat bayi membangun pemahamannya mengenai dunia, bayi itu membangun sebuah skema, yaitu berbagai tindakan baik fisik ataupun mental untuk mengorganisasikan pengetahuannya. Piaget membagi skema menjadi dua yaitu: skema perilaku (aktivitas fisik) yang berkembang pada masa bayi, sedangkan skema mental (aktivitas kognitif) yang berkembang di masa kanak-kanak. Skema yang dibangun anak-anak dapat berupa tindakan yang ditampilkan terhadap objek-objek, seperti : mengisap, melihat, dan menggenggam.
2.      Asimilasi dan akomodasi
            Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya
            Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.
3.      Organisasi
            Organisasi adalah pengelompokkan perilaku-perilaku dan pemikiran yang terpisah satu sama lain ke dalam suatu sistem yang tingkatannya lebih tinggi. Contoh: seorang bayi yang hanya memiliki sebuah gagasan yang samar-samar mengenai cara menggunakan palu, mungkin juga memiliki gagasan yang samar-samar dalam menggunakan perkakas lainnya. Setelah belajar mengenal cara menggunakan perkakas itu satu persatu, ia akan mengaitkan berbagai cara penggunaan itu dan mengorganisasikan pengetahuanya.
4.      Ekuilibrasi dan tahap-tahap perkembangan
            Anak-anak terus –menerus melakukan asimilasi dan akomodasi dalam usaha mencapai keseimbangan. Dalam diri anak terus terjadi peralihan antara kondisi kognitif yang seimbang dengan kondisi kognitif yang tidak seimbang. Peralihan yang dialami anak inilah yang disebut dengan ekuilibrasi. Kesimpulannya ekuilibrasi adalah bagaimana anak-anak beralih dari satu tahap berfikir kepada tahap berfikir berikutnya.
            Proses-proses ini mengakibatkan individu berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu. Kognisi yang terdapat dalam suatu tahap secara kualitatif berbeda dengan tahap lainnya.

2.      TAHAP PERKEMBANGAN SENSORIMOTOR
Subtahap
usia
deskripsi
Contoh
Refleks sederhana
Lahir-1 bulan
Koordinasi sensai dan tindakan melalui perilaku
Refleks mencari, mengisap, dan meggenggam, secara refleks bayi yang baru lahir akan mengisap jika bibirnya disentuh
Kebiasaan awal dan reaksi sirkuler
1 bulan-4 bulan
Koordinasi sensasi dan dua jenis skema:kebiasaan (refleks) dan reaksi sirkuler primer (usaha memproduksi suatu peristiwa yang mulanya terjadi secara kebetulan). Fokus utamanya masih di sekitar tubuh bayi
Mengulang sensasi tubuh yang awalnya dialami secara kebetulan (contohnya: mengisap jempol, kemudian bayi mungkin melakukan akomodasi tindakannya dengan mengisap jempol mereka dengan cara yang berbeda dari mengisap puting susu.
Reaksi sirkuler sekunder
4 bulan-8 bulan
Bayi lebih berorientasi pada objek, melampaui terhadap dirinya sendiri, tindakannya diulang-ulang karena takjub atau menyenangkan.
Bayi mendekut orang agar tetap berada di dekatnya, ketika orang itu menjauh, bayi itu akan mendekut lagi.
Koordinasi reaksi sirkuler sekunder
8 bulan-12 bulan
Koordinasi penglihatan dan sentuhan- tangan dan mata; koordinasi skema dan kesengajaan.
Bayi memanipulasi sebuah tongkat untuk mengambil mainan yang menarik.
Reaksi sirkuler tersier, kesenangan terhadap hal baru, dan keingintahuan
12 bulan- 18 bulan
Minat bayi semakin tergugah terhadap berbagai karakteristik objek ataupun segala yang dapat mereka lakukan terhadap objek itu, mereka bereksperimen dengan perilaku baru.
Sebuah kotak mungkin dijatuhkan, diputar, ditabrakkan ke benda lain, dan digelindingkan.
Internalisasi skema
18 bulan-24 bulan
Bayi mengembangkan kemampuan menggunakan simbol-simbol primitif dan membentuk representasi mental yang menetap
Bayi yang belum pernah menunjukkan temper tantrum sebelum melihat kawannya menunjukkan perilaku ini; bayi menyimpan memori mengenai suatu peristiwa, kemudian menampilkan perilaku itu dihari berikutnya.


            Pada akhir dari periode sensorimotor, bayi sudah dapat memahami objek sebagai bagian yang terpisah dari dirinya dan bersifat permanen. Ketetapan objek merupakan pemahaman bahwa objek-objek masih tetap ada meskipun tidak dapat dilihat, didengar, atau disentuh. Ketetapan objek pada bayi dapat dilihat dengan mengamati reaksi bayi ketika objek yang menarik perhatiannya menghilang dari pengkihatannya, apabila bayi itu mencari-cari objek tersebut, berarti bayi itu yakin bahwa eksistensi objek itu tetap.
3.      EVALUASI TERHADAP TAHAP SENDORIMOTOR PIAGET
      1.      Kesalahan A bukan B
            Salah satu ciri terpenting dari kemajuan yang terjadi ketika bayi memasuki subtahap 4 yaitu koordinasi reaksi sirkuler sekunder, adalah kecendrungan bayi untuk mencari sebuah objek yang tersembunyi di lokasi yang sudah dikenalnya alih-alih ke lokasi baru. Apabila sebuah mainan disembunyikan dua kali, awalnya di lokasi A kemudian dipindahkan ke lokasi B, bayi-bayi yang berusia 8 bulan- 12 bulan pada awalnya akan mencarinya pertama ke lokasi A. Namun ketika mainan itu disembunyikan ke lokasi B, mereka melakukan kesalahan dengan terus mencarinya ke lokasi A. Menurut penelitian hal ini disebabkan karena kegagalan mengingat pada bayi tersebut.

      2.      Perkembangan persepsi dan harapan
            Eleanor Gibson (2001) dan Elizabeth Spelke (1991;Spelke &Kinzler, 2009) menyatakan bahwa kemampuan persepsi bayi berkembang pesat di usia yang sangat dini. Contoh: kemampuan mengkoordinasikan penglihatan dan pendengaran yang terjadi pada usia 3,5 bulan. Marshall Haith dan rekan-rekannya (Canfield & Haith, 1991; Haith, Hazen, &Goodman, 1988) menyajikan gambar-gambar ke hadapan bayi secara teratur ( misalnya kiri, kanan, kiri, kanan) atau rangkaian yang tidak teratur ( misalnya kanan, kanan, kiri, kanan). Apabila rangkaiannya teratur, bayi berusia 3 bulan mulai mengantisipasi posisi dari gambar selanjutnya, melihat ke posisi kemunculan yang diharapkan.
            Elizabeth Spelke (1991, 2000; Spelke & Hespons, 2001) mengatakan bahwa sejak usia 4 bulan, meskipun bayi belum mampu berbicara mengenai, memanipulasi, atau bahkan mengamati dengan resolusi yang permanen. Meskipun demikian, bayi berusia 4 bulan itu mengarapkan bahwa objek-objek bersifat substansial ( objek-objek lain tidak dapat menembusnya) dan permanen ( objek tetap ada meskipun tersembunyi dari pandangan mereka ).
            Di usia 6 bulan hingga 8 bulan, bayi telah mempersepsikan gravitasi dan tumpuan, yakni, objek yang diletakkan melampaui tepi meja seharusnya akan jatuh, roda gila akan menggeliding lebih jauh di lereng yang panjang dibandingkan di lereng yang pendek, dan pegangan cangkir tidak akan tiba-tiba copot dari cangkirnya ( Slater, Field, & Hernandez-Rief, 2007).
      3.      Isu bawaan-pengasuhan
            Elizabeth Spelke ( Spelke, 2000;2003; Spelke & Kinzer, 2007, 2009) Spelke menggunakan pendekatan pengetahuan inti yang menyatakan bahwa bayi lahir dengan sistem pengatahuan bawaan yang spesifik-domain, yaitu berupa ruang, logika, angka, permanensi objek, dan bahasa. Objek-objek pengetahuan telah tersedia sejak awal untuk memungkinkan bayi membentuk logika mengenai dunia. Topik-topik bawaan dari pengetahuan akan membentuk fondasi untuk perkembangan fungsi dan pembelajaran kognitif yang lebih matang.






      B.     BELAJAR, MENGINGAT, DAN KONSEPTUALISASI
1.      PENGKONDISIAN
            Pengkondisian Operant Skinner bahwa konsekuensi terhadap suatu perilaku akan menghasilkan perubahan probabilitas kemunculan perilaku tersebut. Contoh : apabila suatu perilaku bayi diikuti oleh stimulus yang menyenangkan  maka perilaku tersebut akan cendrung diulang, seperti bayi akan mengisap dot lebih cepat apabila perilaku mengisap tersebut diikuti tayangan visual, musik, atau suara manusia,
2.      ATENSI
            Atensi adalah usaha memfokuskan sumber-sumber daya mental terhadap informasi tertentu. Pada usia 4 bulan, bayi-bayi sudah dapat memperhatikan sebuah objek secara lebih selektif. Sangat mungkin bahwa lobus pariatel menjadi aktif ketika bayi mengorientasikan atensinya, meskipun belum ada riset yang mendokumentasikannya.
3.      MEMORI
            Memori adalah aktivitas mempertahankan informasi selama berjalannya waktu. Atensi berperan penting terhadap memori, yaitu bagian dari proses econding, yaitu proses masuknya informasi ke dalam memori. Rovee-Collier (2008) mengatakan bahwa bayi berusia antara 2 hingga 6 bulan sudah dapat mengingat sejumlah pengalaman sampai mencapai usia 1,5 hingga 2 tahun. Namun Jean Mandler (2004) mengatakan bahwa bayi hanya memperlihatkan memori implisit, yaitu : ingatan yang tidak disadari, memori mengenai keterampilan dan prosedur rutin yang ditampilkan secara otomatis, sedangkan memori eksplisit adalah memori yang disadari, mengenai fakta-fakta dan pengalaman-pengalaman.
            Sejak usia 6 bulan hingga 12 bulan, proses pematangan hipokampus dan konteks serebral yang mengelilinginya, khususnya lobus frontal, memungkinkan adanya memori eksplisit. Memori ini terus berkembang hingga tahun kedua, seiring semaki matangnya struktur otak dan meningkatnya koneksi-koneksinya.
4.      MENIRU
            (Meltzoff & Williamson, 2008) bahwa kemampuan meniru memiliki dasar biologis, karena bayi dapat menirukan ekpresi beberapa hari pertama setelah kelahiran. Kemampuan merespon tidak secara langsung berupa sebuah sistem yang utuh, namun bayi secara berangsur-angsur memperlihatkan suatu respon peniruan yang semakin utuh berkaitan dengan ekspresi wajah orang dewasa, misalnya menjlurkan lidah atau membuka mulut lebar-lebar.


5.      PEMBENTUKAN KONSEP DAN KATEGORISASI
            Kategori adalah pengelompokkan objek, peristiwa, dan karakteristik berdasarkan sifat umum. Sedangkan konsep adalah gagasan mengenai hal-hal yang disajikan oleh kategori. (Mandler, 2004;Quinn & kawan-kawan, 2010) mengatakan bahwa bayi berusia 3 bulan pun mampu mengelompokkan objek yang tampilannya mirip.
            Jean Mandler 92004, 2008) berargumentasi bahwa kategorisasi dini paling baik adalah ketegorisasi konseptual , yaitu ketegorisasi berdasarkan pada kemiripan sifat perseptual dari objeknya, seperti ukuran, warna, bentuk, dan gerakan-gerakan, dan juga jumlah kaki binatang.

SUMBER :
Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan anak usia dini (teori dan praktik pembelajaran).Padang:UNP Press


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar