PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA
MATEMATIKA ANAK USIA DINI
A. Pengertian kecerdasan logika
Prasetyo dan Andriyani
(2009) mengemukakan bahwa kecerdasan logika-matematika diartikan sebagai
kapasitas untuk menggunakan angka, berpikir logis untuk menganalisa kasus atau
permasalahan dan melakukan perhitungan sistematis.
Sementara dalam bukunya Yus (2011: 71), kecerdasan
logika matematis adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang
berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola dan
hubungan sebab akibat dan pengaruh.
Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
kecerdasan logika matematika adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar
operasional, berpikir logis untuk
menganalisa kasus atau permasalahan dan melakukan perhitungan sistematis.
B. Peranan orang tua dalam
mengembangkan kecerdasan logika matematika
Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi
anak dalam memperoleh pendidikan. Dimana dalam lingkungan keluarga anak
diajarkan semuanya , termasuk peran orang tua dalam mengembangkan kecerdasan
yang dimiliki oleh anak. Sebagai orang tua harus memperhatikan berbagai
kecerdasan yang dimiliki oleh anak, terutama kecerdasan logika matematika .
Dalam kehidupan sehari-hari orang tua dapat mengikutsertakan anak dalam
berbagai kegiatan yang sederhana, misalnya memasak, belanja ke pasar, dsb.
Selama anak pada usia prasekolah, orang tua dapat
berperan memberi bantuan kepada anak untuk siap belajar matematika, memberikan
langkah awal yang terbaik kepada anak dalam belajar matematika yaitu dengan
membangun kemampuan mereka melalui konsep informal matematika dan juga beberapa
keterampilan yang mendukung.
Beberapa peran orang tua berupa
aktivitas konkret yang dapat diterapkan dalam menumbuh kembangkan kemampuan
matematika anak usia prasekolah antara lain:
1.
Bermain bersama anak. Sesibuk
apapun aktivitas atau tugas orang tua dalam menempuh karir, sebagai orang tua
yang bijak harus dapat mengalokasikan
waktu khusus untuk bermain dengan anak dan memposisikan diri seperti teman
bermain mereka. Contoh permainan yang dapat membantu anak dalam belajar
matematika adalah permainan kartu dan permainan menggunakan papan; Menemukan
kesempatan alamiah untuk menghitung, mengurutkan objek, mencocokkan kumpulan
objek, mengidentifikasi bentuk-bentuk bangun (sambil membacakan cerita sebelum
tidur, menaiki tangga, menata meja, dan bentuk permainan lain yang mudah
dijumpai di lingkungan sekitar);
2.
Menghitung sekumpulan objek dan
menggunakan angka dan kata untuk mengidentifikasi kumpulan benda-benda yang
sedikit jumlahnya;
3.
Membangun komunikasi dengan anak
tentang masalah sederhana dalam matematika dan mencoba untuk merangsang anak
mengeluarkan pendapatnya. Contoh: memberi pertanyaan tentang banyaknya sendok
yang diperlukan untuk menata meja saat hendak makan; meminta mengambilkan vas
bunga beserta dua bunga di dalamnya;
4.
Mengajak menemukan bentuk
lingkaran pada suatu halaman buku yang sedang dibaca, meminta mengurutkan
balok-balok dari ukuran yang paling besar hingga paling kecil.
Untuk mengembangkan kemampuan dasar matematika, anak
dapat diperkenalkan pada konsep matematika secara sederhana, seperti misalnya :
menghitung jumlah anak tangga, menghitung panjang meja dengan jengkal si anak,
mengukur tinggi dan berat anak sendiri. Sementara untuk memuaskan kebutuhan
ilmiahnya, kepada anak bisa diajak untuk menjelajahi dunianya dengan cara
melakukan berbagai eksperimen seperti : mengamati tumbuhnya kecambah, mengamati
proses telur yang sedang menetas, memperhatikan saat pesawat udara tinggal
landas atau mendarat dan sebagainya. Semua kegiatan mengembangkan kecerdasan
logika metematika sabagai suatu aktivitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu
oleh anak. Maka dengan demikian anak akan tumbuh dengan hasrat ingin tahu yang
besar, kemampuan logika yang baik.
C. Peranan guru dalam mengembangkan kecerdasan
logika matematika
Melatih
kecerdasan logika matematika pada anak usia dini pada dasarnya adalah bagaimana
cara guru mengenalkan konsep angka, konsep
pola dan hubungan, konsep hubungan geometri dan ruang, konsep
pengukuran,sertakonsep pengumpulan dan pengaturan. Tentunya dalam melatih kecerdasan logika
matematika ini guru harus tetap memperhatikan prinsip pembelajaran pada usia
dini yaitu melalui teknik pengulangan dan berkesinambungan .
Adapun cara yang dilakukan guru untuk melatih kecerdasan
logika matematika anak yaitu
1 )
Melatih Mengembangkan
Konsep Angka
Pengembangan konsep angka dapat
dilakukan melalui 3 tahap:
- Menghitung.
Tahap
awal menghitung pada anak adalah menghitung melalui hapalan atau membilang.
Orangtua dapat mengembangkan kemampuan ini melalui kegiatan menyanyi, permainan
jari, atau permainan yang menggunakan angka.
- Hubungan satu-satu.
Maksudnya
adalah menghubungkan satu, dan hanya satu angka dengan benda yang berkaitan.
Teknik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.
- Menjumlah, membandingkan dan simbol angka.
Ketika
guru meminta anak mengambilkan 3 buah bola, dan anak membawa 3 buah bola,
maka anak tersebut mengerti tentang
konsep jumlah. Anak yang paham urutan angka, akan tahu bahwa kalau menghitung 3
bola dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri maka jumlahnya akan sama. Anak
yang paham konsep perbandingan akan paham benda yang lebih besar, jumlahnya
lebih banyak, lebih sedikit, atau sama.
2 ) Melatih
Mengembangkan Konsep Pola dan Hubungan
Tujuan
mengenalkan pola dan hubungan adalah mengenalkan dan menganalisa pola-pola
sederhana, menjiplak, membuat, dan membuat perkiraan tentang kemungkinan dari
kelanjutan pola.
3 ) Melatih
Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang
Anak
belajar mengenal bentuk-bentuk dan penataan di lingkungan sekitar. Saat anak
bermain dengan balok, cat lukis, menggambar, menggunting bentuk-bentuk
geometri, mengembalikan balok ke rak, sebenarnya anak sedang belajar tentang
bangun datar dan bangun ruang serta kegunaannya. Pertama anak belajar mengenal
bentuk-bentuk sederhana (segitiga, lingkaran, segi empat). Kedua, anak belajar
tentang ciri-ciri dari setiap bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar
menerapkan pengetahuannya untuk berkreasi membangun dengan bentuk-bentuk
geometri.
4 ) Melatih
Mengembangkan Konsep Pengukuran
Anak
belajar pengukuran dari berbagai kesempatan melalui kegiatan yang membutuhkan
kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan konsep
lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap
berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar, seperti pita,
sepatu, dan lain sebagainya. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak
menggunakan jam dinding, penggaris, skala, termometer.
5 ) Melatih
Mengembangkan Konsep Pengumpulan dan Pengaturan
Pada
awalnya anak mulai memilih benda tanpa tujuan. Selanjutnya anak memilih mainan
dengan tujuan, misalnya berdasarkan warna, ukuran , atau bentuk. Pada tahap
yang lebih tinggi anak dapat memilih mainan berdasarkan lebih dari satu
variabel, misal berdasarkan warna, bentuk dan ukuran.
Contoh
kegiatan yang bisa dilakukan guru untuk mengembangkan konsep pengumpulan dan
pengaturan adalah sebagai berikut :
·
Mengajak anak
jalan-jalan ke kebun, suruh anak mengumpulkan bermacam-macam daunan-daunan.
Kemudian ajak anak mengelompokan bentuk daun-daunan tersebut berdasarkan jenisnya. Setelah itu, buatlah
daftar tentang jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun
daun-daun yang sama
Cara
guru dalam mengembangkan pembelajaran berbasis kecerdasan logika matematika
pada anak usia dini melalui permainan, diantaranya:
a. Menyelesaikan puzzle, dapat juga
dengan permainan lain seperti ular tangga dan domino. Permainan ini akan
membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah
menggunakan logika.
b. Mengenal bentuk geometri dapat
dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan
menggantung berbagai bentuk geometri sebagai warna.
c. Eksplorasi pikiran, melalui diskusi
dan olah pikir ringan, dengan obrolan ringan, misalnya mengaitkan pola hubungan
sebab-akibat perbandingan atau pengenalan bilangan dengan topik yang menarik
bagi anak, bermain tebak-tebakan, bisa berupa teka-teki atau tebak-tebakan.
d. Pengenalan pola. Permainan menyusun
pola tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas berbagai
kejadian sehari-hari, sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai
hubungan sebab akibat
e. Memperkaya pengalaman berinteraksi
dengan konsep matematika, dapat dengan cara mengikutsertakan anak belanja
membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati
berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur
maupun buah yang akan dimasak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar