Minggu, 13 Desember 2015

METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF



METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF

A.    Pengertian Metode
      Metode adalah cara mentransfer atau menyampaikan ilmu yang tepat yang sesuai dengan anak usia TK sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik. Metode merupkan bagian dari strategi kegiatan dan dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang ditetapkan.
      Tujuan metode pengembangan kognitif sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih suatu metode yang akan digunakan, guru TK perlu memilih alasan yang kuat dan memperhatikan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang dibinanya. Yang dimaksud dengan karakteristik tujuan adalah pengembangan kognitif, fisik, sosial emosional, moral dan nilai-nilai agama dan seni
  Sesuai dengan karakteristik, tidak semua metode mengajar cocok digunakan pada program kegiatan anak TK, seperti metode ceramah, kurang cocok karena menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama, padahal rentang waktu perhatian anak relatif singkat.
     Metode mengajar pengembangan kognitif yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK. Macam-macam metode pengembangan kognitif yang dapat digunakan untuk  pengembangan kognitif anak,yaitu : bermain, pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan, bercerita, karyawisata, dan dramatisasi.( Sujiono dkk,2004)
1.      Metode Bermain
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (Mayesty,1990;196-197). Anak usia dini tidak membedakan bermain,belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun  mereka memiliki kesempatan
Piaget (dalam Mayesty,1990;42) mengatakan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepusan bagi diri seseorang . Sedangkan Parten (dalam Dokket an Fleer(2000;14)) memandang bahwa kegiatan bermain adalah sarana sosialisasi. Dalam bermain memberi kesempatan anak bereksplorasi ,menemukan, mengekspresikan,perasaan,berekreasi dan belajar secara menyenangkan.
Selain itu kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup serta lingkungan dimana ia hidup.Bermain pada anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pengaruh perkembangan anak.
Frank dan Farida caplan (Hildebrand,1986;55-56) mengemukakan ada enam belas nilai bermain bagi anak:
Bermain membantu pertumbuhan anak
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
·         Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak   
·         Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
·         Bermain mempuhyai unsur petualang di dalamnya
·         Bermain meletakkan perkembangan bahasa
·         Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan pribadi
·         Bermain memberi kesempatan untuk menguasi diri secara fisik.
·         Bermain memperluas minat pemusatan perhatian
·         Bermain merupakan cara anak menyelidiki sesuatu 
·         Belajar merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa
·         Bermain merupakan cara sinamis untuk belajar
·         Bermain menjernihkan pertimbangan anak
·         Bermain dapat distruktur secara akademis
·         Bermain merupakan kekuatan hidup 
·         Bermain merupakan sesuatu yang essensial bagi kelestarian hidup  manusia.

2.      Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu cara penyajian kegiatan yang telah ditentukan dan anak dapat mempertanggungjawabkan sesuai petunjuk langsung dari guru. Ditinjau dari teori belajar Vygotsky pemberian tugas yang cocok adalah pemberian tugas kelompok, dimana anak bisa bersosialisasi dengan teman sekelompok,mau berbagi, mau bertanya, serta belajar untuk bekerjasama tanpa harus berharap pada kemampuan orang lain atau sebaliknya.
3.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu penyajian kegiatan pembelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh anak didik. Metode demonstrasi juga bisa diartikan suatu cara memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu atau proses kejadian atau peristiwa. Guru dituntut mendemonstrasikan sesuatu harus jelas, alat peraga harus dipersiapkan lebih dulu,agar pada saat mendemonstraskan tidak terhambat atau terganggu.

4.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian pembelajaran dengan dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya.Guru harus berusaha agar anak aktif memberi jawaban atu keterangan bukan guru yang memberi keterangan.
Metode bercakap-cakap atau tanya jawab ini sangat bermanfaat bagi anak PAUD,TK/RA sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan guru agar anak berani mengungkapkan pendapat serta berani berbicara di depan umum. Selain itu metode ini mengandung manfaat belajar yaitu mewujudkan kemampuan berbahasa secara reseptif dan ekspresif.
5.      Metode Mengucapkan Syair
Metode mengucapkan syair yaitu suatu cara menyampaikan sesuatu melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak.
6.      Metode Percobaan atau Eksperimen
Metode Percobaan adalah suatu cara anak melakukan berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya,guru sebagai fasilitator,alat berbagai percobaan sudah dipersiapkan oleh guru. Dalam metode ini anak dapat menemukan sesuatu berdasarkan pengalamannya.
7.      Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara menyampaikan sesuatu dengan bertutur atau memberikan penerangan atau penjelasan secara lisan melalui cerita.Cerita harus menarik,dengan tujuan yang ingin dicapai,dengan gerak gerik yang wajar dan intonasi yang bervariasi
8.      Metode Karya Wisata
Usman dan Setiawati(2001;131) mengemukakan bahwa metode karya wisata adalah suatu cara penyajian pembelajaran dengan membawa anak didiklangsung kepada objek tertentu untuk dipelajari, yang terdapat di luar kelas, dengan bimbingan guru.Metode karya wisata juga bisa diartikan kunjungan langsung ke objek- objek di sekitar anak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
9. Metode Dramatisasi
  Salah satu metode yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran di PAUD,TK/RA adalah bermain peran.
Metode dramatisasi/ bermain peran adalah cara memahami sesuatu melalui peran-peran yangdilakukan oleh tokoh atau benda-benda di sekitar anak, sehingga anak dapat memahami sesuatu sambil berimajinasi. (Siti Aisyah,2006)


Pemahaman atau pengertian anak dapat berkembang diperoleh dari hasil kematangan intelektual dan dari pengetahuan yang diperoleh anak dalam periode yang cukup panjang. Kemampuan untuk dapat memahami atau mengerti mengandung proses berpikir. Menurut Siti Rahayu Haditono (1982) proses berpikir sampai anak berjalan mengikuti urutan sebagai berikut:
1.      Bayangan (image). Hal ini biasanya dijumpai pada anak usia 4 tahun. Image merupakan representasi pertama suatu kejadian. Image hanya merupakan kesan-kesan tertentu yang kebetulan melekat pada ingatan. Hal ini bisa terjadi dengan melihat atau mendengar sesuatu. Apa yang diingat tadi adalah kesan-kesan tertentu.
2.      Simbol: adalah suatu bentuk representasi lain. Disini tidak hanya berkisar pada bunyi yang khas atau bau yang khas dengan artinya yang khas. Simbol justru melebihi kejadian yang khas dan menunjuk pada sesuatu yang lain daripada hal yang sesungguhnya.Misalnya seorang anak yang sedang main dos korek api seakan itu sebuah mobil. Kelak anak akan mengerti bahwa simbol-simbol, seperti tanda lalu lintas, merupakan penunjuk bagi hal sesuatu yang lain.
3.      Konsep atau pengertian. Mulai usia pra sekolah timbulah pada anak kebutuhan untuk mengatur kesan-kesan dan kejadian-kejadian, menemukan hubungan-hubungan, relasi sebab akibat. Hal ini merupakan langkah penting untuk kearah kesadaran akan aturan.Bertambah banyaknya cara berfikir dalam pengertian nampak, misalnya dalam bermain anak menemukan bahwa ciri suatu kendaraan roda dua adalah selalu adanya dua roda. Kalau disini hari Minggu maka dimana-mana juga hari Minggu. Anak semakin mengerti bahwa pengertian merupakan suatu kumpulan yang sifatnya umum.
4.      Aturan: adalah suatu hubungan antara dimensi dua pengertian atau lebih. Ada aturan yang formal dan ada aturan yang tidak formal. Contoh aturan formal ”air adalah basah dan api adalah panas” Contoh aturan tidak formal ” kue-kue adalah manis”. Atura-aturan formal berdasarkan hukum alam sedangkan aturan tidak formal berdasarkan pengalaman atau perjanjian.


Evaluasi Pengembangan Kognitif
1.      Evaluasi pada pengembangan kognitif bertujuan untuk mengukur kemampuan pelaksanaan pada perkembangan kognitif, serta mengetahui masalah yang berkaitan dengan proses belajar anak didik.
2.      Alasan diadakannya evaluasi pada pengembangan kogitif adalah:
a.       Karena merupakan salah satu rangkaian proses mengembangkan kognitif anak, maka evaluasi harus dilakukan.
b.      Evaluasi diadakan dengan tujuan yang didasarkan pada pengharapan (ukuran keberhasilan) setiap individu yang berbeda sehingga evaluasi harus dilakukan berdasarkan ukuran keberhasilan yang berbeda pula.
c.       Melalui evaluasi dapat ditentukan tingkat ketercapaian tujuan.
3.      Alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui pengembangan kognitif anak TK adalah:
a.       Observasi
b.      Catatan anekdot
c.       Portofolio (Kumpulan kerja anak)
d.      Assesmen kinerja
e.       Assesmen kemampuan
f.       Assesmen diri

ASPEK KECERDASAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK

1.  Kognitif
Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah.
Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian :
a.   Pengetahuan (knowledge)
mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
b.   Pemahaman (comprehension)
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah.
c.   Penerapan (application)
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
d.   Analisis (analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga  struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan.
e.   Sintesa (evaluation)
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerluakn tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.
f.    Evaluasi (evaluation)
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi.Urutan-urutan seperti yang dikemukakan di atas, seperti ini sebenarnya masih mempunyai bagian-bagian lebih spesifik lagi. Di mana di antara bagian tersebut akan lebih memahami akan ranah-ranah psikologi sampai di mana kemampuan pengajaran mencapai Introduktion Instruksional. Seperti evaluasi terdiri dari dua kategori yaitu “Penilaian dengan menggunakan kriteria internal” dan “Penilaian dengan menggunakan kriteria eksternal”. Keterangan yang sederhana dari aspek kognitif seperti dari urutan-urutan di atas, bahwa sistematika tersebut adalah berurutan yakni satu bagian  harus lebih dikuasai baru melangkah pada bagian lain.
Aspek kognitif lebih didominasi oleh alur-alur teoritis dan abstrak. Pengetahuan akan menjadi standar umum untuk melihat kemampuan kognitif seseorang dalam proses pengajaran.
2. Afektif
Domain afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa.
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a.   Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
b.   Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
c.   Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
d.   Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e.  Karakterisasi /  pembentukan pola hidup (characterization by a value or value                complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.
Variable-variabel di atas juga  telah memberikan kejelasan bagi proses pemahaman taksonomi afektif ini, berlangsungnya proses afektif adalah akibat perjalanan kognitif terlebih dahulu seperti pernah diungkapkan bahwa:
“Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengatahuan yang kita miliki. Sikap selalu diarahkan pada objek, kelompok atau orang hubungan kita dengan mereka pasti di dasarkan pada informasi yanag kita peroleh tentang sifat-sifat mereka.”
Bidang afektif dalam psikologi akan memberi peran tersendiri untuk dapat menyimpan menginternalisasikan sebuah nilai yang diperoleh lewat kognitif dan kemampuan organisasi afektif itu sendiri. Jadi eksistensi afektif dalam dunia psikologi pengajaran adalah sangat urgen untuk dijadikan pola pengajaran yang lebih baik tentunya.
3. Psikomotorik
Domain psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik.
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a.   Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
b.   Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c.   Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d.   Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
e.   Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa domain psikomotorik dalam taksonomi instruksional pengajaran adalah lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai fungsinya adalah untuk meneruskan nilai yang terdapat lewat kognitif dan diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini.

SUMBER :


1 komentar:

  1. The first metal trim reviews - Tirogenius - The Acorn
    It is a metal metal model titanium trim hair cutter reviews that was microtouch titanium developed by titanium price per ounce The Acorn International for their video game production. The concept titanium bong of titanium sunglasses the metal band.

    BalasHapus