METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF
A.
Pengertian Metode
Metode
adalah cara mentransfer atau menyampaikan ilmu yang tepat yang sesuai dengan
anak usia TK sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik.
Metode merupkan bagian dari strategi kegiatan dan dipilih berdasarkan strategi
kegiatan yang ditetapkan.
Tujuan
metode pengembangan kognitif sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya
metode berfungsi secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih suatu metode
yang akan digunakan, guru TK perlu memilih alasan yang kuat dan memperhatikan
faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik
tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang dibinanya. Yang dimaksud dengan
karakteristik tujuan adalah pengembangan kognitif, fisik, sosial emosional,
moral dan nilai-nilai agama dan seni
Sesuai dengan karakteristik, tidak semua metode
mengajar cocok digunakan pada program kegiatan anak TK, seperti metode ceramah,
kurang cocok karena menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama,
padahal rentang waktu perhatian anak relatif singkat.
Metode mengajar pengembangan
kognitif yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK. Macam-macam metode pengembangan kognitif yang dapat digunakan
untuk pengembangan kognitif anak,yaitu : bermain, pemberian tugas,
demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan, bercerita, karyawisata,
dan dramatisasi.( Sujiono dkk,2004)
1.
Metode Bermain
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan
sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan
(Mayesty,1990;196-197). Anak usia dini tidak membedakan bermain,belajar dan
bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus
melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan
Piaget (dalam Mayesty,1990;42) mengatakan
bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan
kesenangan atau kepusan bagi diri seseorang . Sedangkan Parten (dalam Dokket an
Fleer(2000;14)) memandang bahwa kegiatan bermain adalah sarana sosialisasi.
Dalam bermain memberi kesempatan anak bereksplorasi ,menemukan,
mengekspresikan,perasaan,berekreasi dan belajar secara menyenangkan.
Selain itu kegiatan bermain dapat membantu anak
mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup serta lingkungan dimana ia
hidup.Bermain pada anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja
pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
pengaruh perkembangan anak.
Frank dan Farida caplan (Hildebrand,1986;55-56)
mengemukakan ada enam belas nilai bermain bagi anak:
Bermain
membantu pertumbuhan anak
Bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
·
Bermain memberi kebebasan anak untuk
bertindak
·
Bermain memberikan dunia khayal yang dapat
dikuasai
·
Bermain mempuhyai unsur petualang di dalamnya
·
Bermain meletakkan perkembangan bahasa
·
Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam
pembentukan pribadi
·
Bermain memberi kesempatan untuk menguasi diri
secara fisik.
·
Bermain memperluas minat pemusatan perhatian
·
Bermain merupakan cara anak menyelidiki
sesuatu
·
Belajar merupakan cara anak mempelajari peran
orang dewasa
·
Bermain merupakan cara sinamis untuk belajar
·
Bermain menjernihkan pertimbangan anak
·
Bermain dapat distruktur secara akademis
·
Bermain merupakan kekuatan hidup
·
Bermain merupakan sesuatu yang essensial bagi
kelestarian hidup manusia.
2.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu cara penyajian
kegiatan yang telah ditentukan dan anak dapat mempertanggungjawabkan sesuai
petunjuk langsung dari guru. Ditinjau dari teori belajar Vygotsky pemberian
tugas yang cocok adalah pemberian tugas kelompok, dimana anak bisa
bersosialisasi dengan teman sekelompok,mau berbagi, mau bertanya, serta belajar
untuk bekerjasama tanpa harus berharap pada kemampuan orang lain atau
sebaliknya.
3.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu penyajian kegiatan
pembelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan
suatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh anak didik. Metode
demonstrasi juga bisa diartikan suatu cara memperagakan atau mempertunjukkan
sesuatu atau proses kejadian atau peristiwa. Guru dituntut mendemonstrasikan
sesuatu harus jelas, alat peraga harus dipersiapkan lebih dulu,agar pada saat
mendemonstraskan tidak terhambat atau terganggu.
4.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian
pembelajaran dengan dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh
siswa atau sebaliknya.Guru harus berusaha agar anak aktif memberi jawaban atu
keterangan bukan guru yang memberi keterangan.
Metode bercakap-cakap atau tanya jawab ini sangat
bermanfaat bagi anak PAUD,TK/RA sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan
guru agar anak berani mengungkapkan pendapat serta berani berbicara di depan
umum. Selain itu metode ini mengandung manfaat belajar yaitu mewujudkan
kemampuan berbahasa secara reseptif dan ekspresif.
5.
Metode Mengucapkan Syair
Metode mengucapkan syair yaitu suatu cara menyampaikan
sesuatu melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat
dipahami anak.
6.
Metode Percobaan atau Eksperimen
Metode Percobaan adalah suatu cara anak melakukan
berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya,guru sebagai
fasilitator,alat berbagai percobaan sudah dipersiapkan oleh guru. Dalam metode
ini anak dapat menemukan sesuatu berdasarkan pengalamannya.
7.
Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara menyampaikan sesuatu
dengan bertutur atau memberikan penerangan atau penjelasan secara lisan melalui
cerita.Cerita harus menarik,dengan tujuan yang ingin dicapai,dengan gerak gerik
yang wajar dan intonasi yang bervariasi
8.
Metode Karya Wisata
Usman dan Setiawati(2001;131) mengemukakan bahwa
metode karya wisata adalah suatu cara penyajian pembelajaran dengan membawa
anak didiklangsung kepada objek tertentu untuk dipelajari, yang terdapat di luar
kelas, dengan bimbingan guru.Metode karya wisata juga bisa diartikan kunjungan
langsung ke objek- objek di sekitar anak sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
9. Metode Dramatisasi
Salah satu metode yang dapat dikembangkan
dalam pembelajaran di PAUD,TK/RA adalah bermain peran.
Metode dramatisasi/ bermain peran adalah cara
memahami sesuatu melalui peran-peran yangdilakukan oleh tokoh atau benda-benda
di sekitar anak, sehingga anak dapat memahami sesuatu sambil berimajinasi.
(Siti Aisyah,2006)
Pemahaman
atau pengertian anak dapat berkembang diperoleh dari hasil kematangan
intelektual dan dari pengetahuan yang diperoleh anak dalam periode yang cukup
panjang. Kemampuan untuk dapat memahami atau mengerti mengandung proses
berpikir. Menurut Siti Rahayu Haditono (1982) proses berpikir sampai anak
berjalan mengikuti urutan sebagai berikut:
1. Bayangan
(image). Hal ini biasanya
dijumpai pada anak usia 4 tahun. Image merupakan representasi pertama suatu
kejadian. Image hanya merupakan kesan-kesan tertentu yang kebetulan melekat
pada ingatan. Hal ini bisa terjadi dengan melihat atau mendengar sesuatu. Apa
yang diingat tadi adalah kesan-kesan tertentu.
2. Simbol: adalah suatu bentuk representasi lain.
Disini tidak hanya berkisar pada bunyi yang khas atau bau yang khas dengan
artinya yang khas. Simbol justru melebihi kejadian yang khas dan menunjuk pada
sesuatu yang lain daripada hal yang sesungguhnya.Misalnya seorang anak yang
sedang main dos korek api seakan itu sebuah mobil. Kelak anak akan mengerti
bahwa simbol-simbol, seperti tanda lalu lintas, merupakan penunjuk bagi hal
sesuatu yang lain.
3. Konsep
atau pengertian. Mulai
usia pra sekolah timbulah pada anak kebutuhan untuk mengatur kesan-kesan dan
kejadian-kejadian, menemukan hubungan-hubungan, relasi sebab akibat. Hal ini
merupakan langkah penting untuk kearah kesadaran akan aturan.Bertambah
banyaknya cara berfikir dalam pengertian nampak, misalnya dalam bermain anak
menemukan bahwa ciri suatu kendaraan roda dua adalah selalu adanya dua roda.
Kalau disini hari Minggu maka dimana-mana juga hari Minggu. Anak semakin
mengerti bahwa pengertian merupakan suatu kumpulan yang sifatnya umum.
4. Aturan: adalah suatu hubungan antara dimensi dua
pengertian atau lebih. Ada aturan yang formal dan ada aturan yang tidak formal.
Contoh aturan formal ”air adalah basah dan api adalah panas” Contoh aturan
tidak formal ” kue-kue adalah manis”. Atura-aturan formal berdasarkan hukum
alam sedangkan aturan tidak formal berdasarkan pengalaman atau perjanjian.
Evaluasi
Pengembangan Kognitif
1. Evaluasi pada pengembangan kognitif bertujuan untuk
mengukur kemampuan pelaksanaan pada perkembangan kognitif, serta mengetahui
masalah yang berkaitan dengan proses belajar anak didik.
2. Alasan diadakannya evaluasi pada pengembangan kogitif
adalah:
a. Karena merupakan salah satu rangkaian proses
mengembangkan kognitif anak, maka evaluasi harus dilakukan.
b. Evaluasi diadakan dengan tujuan yang didasarkan pada
pengharapan (ukuran keberhasilan) setiap individu yang berbeda sehingga
evaluasi harus dilakukan berdasarkan ukuran keberhasilan yang berbeda pula.
c. Melalui evaluasi dapat ditentukan tingkat ketercapaian
tujuan.
3. Alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
pengembangan kognitif anak TK adalah:
a. Observasi
b. Catatan anekdot
c. Portofolio (Kumpulan kerja anak)
d. Assesmen kinerja
e. Assesmen kemampuan
f. Assesmen diri
ASPEK KECERDASAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK
1. Kognitif
Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual
siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah.
Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian :
a. Pengetahuan
(knowledge)
mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang
sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang
penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
b. Pemahaman
(comprehension)
Mengacu kepada kemampuan memahami makna
materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat
berfikir yang rendah.
c. Penerapan
(application)
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut
penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir
yang lebih tinggi daripada pemahaman.
d. Analisis
(analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke
dalam komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami
hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur
dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan
berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan.
e. Sintesa
(evaluation)
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep
atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
Aspek ini memerluakn tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan
tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.
f. Evaluasi
(evaluation)
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan
terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat
kemampuan berfikir yang tinggi.Urutan-urutan seperti yang dikemukakan di atas,
seperti ini sebenarnya masih mempunyai bagian-bagian lebih spesifik lagi. Di
mana di antara bagian tersebut akan lebih memahami akan ranah-ranah psikologi
sampai di mana kemampuan pengajaran mencapai Introduktion Instruksional.
Seperti evaluasi terdiri dari dua kategori yaitu “Penilaian dengan menggunakan
kriteria internal” dan “Penilaian dengan menggunakan kriteria eksternal”.
Keterangan yang sederhana dari aspek kognitif seperti dari urutan-urutan di
atas, bahwa sistematika tersebut adalah berurutan yakni satu bagian harus
lebih dikuasai baru melangkah pada bagian lain.
Aspek kognitif lebih didominasi oleh alur-alur teoritis dan abstrak.
Pengetahuan akan menjadi standar umum untuk melihat kemampuan kognitif
seseorang dalam proses pengajaran.
2. Afektif
Domain afektif atau intelektual adalah
mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa.
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima
kategori :
a. Penerimaan
(recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan
memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat
hasil belajar terendah dalam domain afektif.
b. Pemberian respon
atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal
ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.
c. Penilaian atau penentuan
sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita
menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi
seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap
yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik
internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang
tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e.
Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization
by a value or value
complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup
sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku
menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini
ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.
Variable-variabel di atas juga telah
memberikan kejelasan bagi proses pemahaman taksonomi afektif ini,
berlangsungnya proses afektif adalah akibat perjalanan kognitif terlebih dahulu
seperti pernah diungkapkan bahwa:
“Semua sikap bersumber pada organisasi
kognitif pada informasi dan pengatahuan yang kita miliki. Sikap selalu
diarahkan pada objek, kelompok atau orang hubungan kita dengan mereka pasti di
dasarkan pada informasi yanag kita peroleh tentang sifat-sifat mereka.”
Bidang afektif dalam psikologi akan memberi peran
tersendiri untuk dapat menyimpan menginternalisasikan sebuah nilai yang
diperoleh lewat kognitif dan kemampuan organisasi afektif itu sendiri.
Jadi eksistensi afektif dalam dunia psikologi pengajaran adalah sangat urgen
untuk dijadikan pola pengajaran yang lebih baik tentunya.
3. Psikomotorik
Domain psikomotorik adalah kemampuan yang
menyangkut kegiatan otot dan fisik.
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima
kategori yaitu :
a. Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan.
Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan
kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan
tidak sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti
pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu
penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut
petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c. Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian
yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan
kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan
dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi
internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan
paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan
secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain
psikomotorik.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa
domain psikomotorik dalam taksonomi instruksional pengajaran adalah lebih
mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai
fungsinya adalah untuk meneruskan nilai yang terdapat lewat kognitif dan
diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan
dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini.
SUMBER :
The first metal trim reviews - Tirogenius - The Acorn
BalasHapusIt is a metal metal model titanium trim hair cutter reviews that was microtouch titanium developed by titanium price per ounce The Acorn International for their video game production. The concept titanium bong of titanium sunglasses the metal band.